Pada dekade akhir ini, tumbuh keyakinan dan juga banyak hasil riset yang membuktikan bahwa pelatihan yang berbasis permainan lebih efektif daripada pelatihan manapun. Sebuah penelitian mengatakan bahwa pelatihan yang menggunakan metoda gamification ini menghasilkan peningkatan 20 persen pada kepercayaan diri, 11 persen pengetahuan konseptual, 90 persen pada retensi materi pembelajaran, 20 persen pengetahuan praktis dan 30 persen penyelesaian tugas. Dengan gamification ini, state of mind yang positif tetap terjaga, sementara kita bisa mendapatkan perhatian dan resolusi dari para peserta pelatihan dengan lebih utuh. Pelajaran yang didapat melalui gamification ini juga cenderung bertahan lebih lama mengingat mereka tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga melakukannya sendiri sehingga membentuk A-ha experience nya sendiri.
Seorang teman sangat senang bekerja. Semenjak di bangku kuliah ia dikenal sebagai seorang yang gesit, aktif dan selalu tuntas dalam pekerjaannya. Sekarang ia menjadi profesional di bidang restoran. Namun saat bekerja ia nampak sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ada saja alasan yang dia ajukan untuk berhenti bekerja. Bila kita tanyakan pada yang bersangkutan apakah dia senang dengan pekerjaannya, dia akan mengatakan bahwa ia sangat senang. Namun, ada saja alasan yang membuat dia tidak betah. Sampai pada suatu saat ia mendapatkan pekerjaan di sebuah restoran di Bali, yang memiliki beberapa kebiasaan yang sangat dia banggakan. Semua makanan yang dihidangkan ditanam secara organik, air putih diberikan cuma-cuma, semua makanan dihitung kalori dan kandungannya. Ia berkomentar bahwa walaupun upah yang diterimanya jauh lebih kecil daripada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya, ia merasa bahwa pekerjaannya di sini memberi makna, sehingga ia ingin mengembangkan banyak hal di sini.
Kita tidak bisa mengingkari bahwa kemajuan pesat teknologi benar-benar sudah membuat kita dimudahkan. Walaupun banyak juga orang yang merasa was-was tentang hakekat kita sebagai manusia, tentang hubungan antar manusia dan nilai tambah yang dimiliki oleh manusia. Apakah suatu saat manusia benar-benar sudah bisa digantikan oleh mesin? Bagaimana menciptakan keeratan hubungan teknologi dengan manusia di tempat kerja, tanpa membuat manusia kehilangan eksistensinya? Bagaimana bentuk pekerjaan di masa depan? Sudahkah evolusi organisasi ini benar-benar melibatkan mindset semua individu di dalam organisasi? Mungkinkah digitalisasi bisa kita lakukan dengan sempurna? Bagaimana kita mengatur talenta di dalam organisasi? Masihkan formula: talent acquisition - onboarding, training and development, - succession planning bisa diterapkan? Apakah talenta-talenta di dalam organisasi mau bersabar mengikuti keseluruhan proses ini?
Kemajuan teknologi saat ini pun ternyata semakin mendukung kemampuan kita untuk multitasking. Kita dapat dengan cepat berpindah dari satu layar ke layar lain di komputer kita. Dengan mudah kita dapat berkomunikasi kapan saja melalui perangkat smartphones sehingga sambil di kantor pun kita tetap dapat mengawasi aktivitas anak-anak di rumah. Namun, apakah semuanya ini benar-benar mampu meningkatkan produktivitas kita? Kita seolah berada di belantara hyperlink dan distraksi, sementara penugasan tetap membutuhkan fokus, spesifik dan bertenggat waktu.
Welcome to EXPERD FRESH+
You have signup, now it's time to start getting your dream job!
Be prepared to enter the work life by joining our FREE career seminar & training.Get yourself update of the job posting by our mailing list.Sign in and enjoy Experd Fresh+
The activation link was delivered to your email. Please check your inbox or spam. You can activate this account while 48 Hours.